Beberapa
judul artikel yang mempertanyakan keberadaan blog di zaman yang sudah dikuasai oleh
para Youtuber ini banyak yang menggunakan kata “relevan”. Yaudah aku pake juga
deh wkwk. Sebelum memutuskan untuk menggunakan kata relevan lebih lanjut, aku
mau cari tau arti kata tersebut menurut KBBI. Ya biar pakem aja gitu.
relevan/re·le·van/ /rélevan/ a kait-mengait; bersangkut-paut; berguna secara langsung
Oke.
Apakah blog masih berguna secara langsung? Maksudnya, apakah blog masih ada
gunanya? Maksudnya lagi, apakah blog masih berguna di tahun ini, tahun depan,
dan tahun-tahun berikutnya?
Masih.
Engga,
ini aku ga lagi duduk depan bola kristal sambil bacain mantra kok, hahaha.
Satu
dua bulan pertama bikin beauty blog ini, aku sering dapet pertanyaan seperti: “emang
blog masih rame, ya? Emang masih ada yang baca blog, ya? Kenapa ga nge-Youtube
aja, sih? Daripada cape-cape nulis ga ada yang baca mending nge-Youtube aja
dapet duit”. Pertanyaan serupa juga sempat terlontar dari seorang audience pada
sebuah Instagram live-nya @bloggerperempuan dalam memeringati Hari Blogger
Nasional tanggal 27 Oktober lalu, “Apakah blog masih hot?”.
Jauh
sebelum akhirnya aku membuat blog ini, aku udah googling tentang seberapa
efektif kah blog itu sendiri di era yang udah serba audio visual. Sayangnya,
jawaban yang aku cari ga sepenuhnya terjawab melalui artikel-artikel (berbahasa
Indonesia) yang aku baca. Kebanyakan dari mereka hanya memaparkan dari segi
keuntungan (uang) yang didapatkan dari blog. Yaa mungkin maksud dari “relevan”
menurut khalayak adalah hubungannya dengan menghasilkan cuan dengan cepat. Kalo
bisa lebih cepat dari dukun bertindak. Atau, kalo bisa baru bikin blog kosongan
tiba-tiba udah dapet notif dari m-banking. Yha. Padahal, menurut aku pribadi,
blog kan lebih dari sekadar uang. Bentar, kok jadi songong? Hehe gak yah. Ga
berhenti sampai di situ, akhirnya aku buka Youtube buat nontonin beberapa video dari Youtuber luar negeri (Amerika) yang membahas seluk-beluk dan aktivitas mereka
sebagai blogger. Dari sini aku bisa sedikit menarik gambaran kalau di luar sana
tuh sebenernya blog masih hidup dan membara dibanding di sini yang suaranya
riuh rendah. Lagian pertanyaan (atau perdebatan) tentang apakah ngeblog masih
relevan atau engga itu kayanya bakal jadi never ending topic yang seharusnya ga
perlu-perlu amat dipusingin. Simpelnya, kalo mau ngeblog ya ngeblog, kalo engga
ya engga. Jadi harus start with why. Jawabannya tentu bakal subjektif.
Jadi
kenapa kamu ngeblog, Yan? Karena menurutku blog ini masih relevan, masih
dibutuhkan. Aku bahas pelan-pelan yaa.
Memilih Blog Sebagai Beauty Sharing
Platform
“Kenapa blog?”
Simpelnya,
karena aku suka nulis. Alasan aku bikin beauty blog ini murni untuk sharing
review skincare dan membahas topik-topik yang berhubungan dengan beauty.
“Iya, kenapa blog? Kenapa ga di
Instagram aja yang orang-orang lebih suka nongkrong di sana selama berjam-jam?”
Memilih
blog sebagai media untuk berbagi informasi kecantikan karena di blog aku bisa menulis
dan memaparkan sesuatu sedetail mungkin. Tentu tulisan bakal jadi panjang
banget dan untungnya blog sangat welcome dengan ribuan karakter yang kita kasih
karena itulah fungsi blog. Tapi ada kalanya blog “menolak” tulisan yang terlalu
panjang dan terlalu banyak gambar pendukung sehingga artikel tidak muncul di
beranda blog kita, namun link artikel masih tetap bisa dibuka dan tulisan tetap
bisa terindeks oleh google. Contohnya tulisan aku mengenai rekomendasi online shop yang tadinya ga muncul di homepage dan akhirnya aku pecah artikel tersebut
menjadi beberapa bagian supaya bisa nongol di halaman utama. Meskipun aku suka
nulis panjang-panjang, aku masih sering ngerasa kalo tulisanku tuh kentang
alias kurang “membedah” wkwk. Ya kalo mau ngebahas tuntas sampe akar-akarnya
nanti bikin buku aja ya Mbak, hehehe.
Kalau
di Instagram, karakter yang disediakan di kolom caption itu kan sangat
terbatas. Misal mau nulis review skincare di sana ya cuma bisa maparin
poin-poin yang mau kita sampaikan aja atau sesuatu yang perlu di-highlight dari
produk tersebut. Lalu apakah aku ga pakai Instagram? Ya pake dong, wajib itu
hahaha. Instagram aku gunakan sebagai media ekspansi dari blog, jadi produk
yang sudah atau akan aku review di blog bakal nangkring di sana. Blog tetap
berfungsi sebagai pusaran platform-nya (rumah), sementara Instagram adalah tempat
nongkrong dan bersosialiasi.
“Apa ga double posting?”
Sekilas
iya ya, double posting. Udah nulis panjang-panjang di blog, masih harus nulis
ringkesannya di caption IG. Tapi sebenernya itu adalah salah satu teknik SEO
(Search Engine Optimization) yang perlu dijalankan untuk memaksimalkan performa
blog. Hehehe. Gapapa juga sih, kan kita jadi bisa belajar gimana caranya bikin feed
IG yang cakep. Ya, ga?
“Trus kenapa ga nge-Youtube aja
biar gausah nulis panjang-panjang?”
Tidak
menutup kemungkinan kalau blog ini bakal ekspansi juga ke Youtube dan apa yang
aku sampaikan melalui video adalah bahasan yang sudah aku post di blog. Again,
ini bukan sesuatu yang sifatnya kerja dua kali selama niatnya sharing. Semakin
banyak ulasan atau penyampaian dapat “digapai” oleh massa melalui berbagai
platform, semakin bagus. Kalaupun aku bikin video tanpa nulis juga kayanya ga
bakal bisa hahahahaha, soalnya aku butuh melewati proses penulisan dulu biar
nanti ngomongnya ga ngelantur ke mana-mana. (padahal ini juga udah ngelantur ke
mana-mana ya bahasannya wkwk) Nah subjektif kan jawabannya. Ada mereka yang
lebih kuat dari sisi speak up, bisa ceplas-ceplos ngomong tanpa harus bikin
catetan dulu. Kalau aku tipikal orang yang mau ngebaca alur pikiran sendiri aja
masih blur, ya sebaiknya ditulis dulu biar runut mau ngomong apa. Kalau kamu
gimana nih?
“Jadi sebenernya beauty blog itu
relevan buat siapa?”
In
my humble opinion, beauty blog masih sangat dibutuhkan oleh berbagai pihak
seperti blogger itu sendiri, pembaca blog, dan brand. Tidak hanya dibutuhkan, beauty
blog juga bisa menguntungkan ketiga pihak tersebut. Oke kita bahas satu persatu
ya.
1. Keuntungan beauty blog bagi penulisnya
(beauty blogger)
Keuntungan
yang aku bahas di sini sifatnya adalah intangible asset, jadi lebih ke
investasi skill ke dalam diri blogger itu sendiri. Apa aja tuh?
a. Menjadikan
beauty blog sebagai portfolio
Kalo
kamu suka ngereview produk skincare, makeup, atau ngebahas topik
kecantikan, kamu bisa jadiin tulisan yang kamu post di blog itu sebagai
portfolio kamu kalo nanti mau jadi freelance writer atau masuk ke beauty
industry bagian editorial. Ga hanya dua bidang itu aja, sebenernya masih banyak
kesempatan lain juga yang bisa diraih dengan portfolio yang kamu suguhkan ini. Energy
attracts energy, ya kan?
Oh
yaa, kalo kamu ngerasa bisa nulis dalam bahasa Inggris atau bahasa asing
lainnya ya manfaatkan aja, itung-itung mempertahankan dan memperlancar skill kamu
satu ini biar ga sia-sia.
b. Membangun
personal branding
Sekarang
tuh kan eranya apa-apa personal branding, apa-apa personal branding. Padahal ga
usah personal branding sebenernya ga bakal kenapa-kenapa juga kan ya? Antara iya
dan nggak. Ga bakal kenapa-kenapa juga karena itu bukan sesuatu yang haram dan
melanggar norma apapun. Tapi alangkah baiknya, sebaiknya iya. Balik lagi ke
energy attracts energy, ketika kita membangun branding diri kita ini sebagai apa,
orang bakal lebih mudah nemuin kita. Misal kita ngebranding diri kita sebagai
beauty blogger, jadi mereka para brand yang lagi nyari beauty blogger bakal
lebih mudah aja nyampe ke kita. Trus kita dapet apa? Ya dapet kerja sama~
c. Memperluas
pasar usaha yang dimiliki
Ini
nih poin utama setelah keutamaan-keutamaan yang lain hahaha. Kalo kita punya
usaha online shop, jasa penulisan, jasa translate bahasa, jasa fotografi, atau
jenis usaha lainnya, kita bisa promoin itu di blog. Pasang aja di bagian menu “shop”
atau pajang di sidebar biar makin banyak orang yang tahu usaha kita.
d. Menambah
skill baru
Tadinya
kupikir ngeblog tuh yaudah cuma nulis aja mah gampang. Ternyata enggak wkwk. Blog
ga hanya butuh tulisan tetapi juga foto yang menarik, penulisan blog perlu
diimbangi keyword yang SEO-able, blog butuh disebarluaskan ke Instagram (dan
berbagai sosial media lainnya yang berbasis gambar) yang mengharuskan kita
belajar motret, ngedit foto, dan nyusun feed yang menarik. Selain itu untuk
mempercantik tampilan blog kita juga perlu nyentuh-nyentuh coding dikit hahaha
lama-lama jadi pengen belajar coding sampe tuntas biar bisa bikin website lagi
trus dibisnisin. Jadi ke mana-mana kan skill-nya? Tentu masih ada banyak skill
lain yang bisa digali berangkat dari dunia perbloggingan ini.
2. Keuntungan beauty blog bagi pembaca
“Semua
akan kembali ke google”
Itu
yang aku dapatkan dari live Instagramnya @bloggerperempuan. Apakah aku mengiyakan?
Jelas. Bukan, bukan karena aku blogger jadi aku ngelus-ngelus ego sendiri
dengan mengiyakan opini (yang lebih cenderung ke pernyataan) tersebut. Sebelum
aktif ngeblog pun, akutu ga jarang lari ke google kalo mau nyari tahu sesuatu.
Misal, nyari review produk skincare A. Abis nonton review di Youtube, pasti aku
baca review dari tulisan para beauty blogger. Gatau kenapa kayak aku lebih “kenyang”
aja kalo abis baca review berbentuk tulisan. Mungkin karena aku kurang suka
ngabisin waktu buat nontonin opening video dan lebih suka buat skip skip ke
poin yang aku butuhkan?
Setiap
kata atau tulisan di artikel blog akan dengan cepat “ditangkap” oleh Google,
sehingga lebih mudah ditemukan oleh pembaca melalui keyword yang mereka cari. Berbeda
dengan Youtube, keyword yang bisa ditangkap oleh google adalah keyword yang ada
pada judul dan caption singkatnya saja.
a. Dari segi waktu
Tidak
selamanya audience mencari informasi tentang suatu produk melalui review di
Youtube. Mungkin sebagian iya, sebagian lainnya masih menikmati review dalam
bentuk tulisan. Dari segi kesempatan (waktu) yang dimiliki pembaca, Youtube dan
blog memiliki kegunaan masing-masing. Orang-orang bakal nontonin review di
Youtube kalo mereka lagi senggang, atau cuma dengerin suara orang ngomong sambil
mereka tetap menjalankan aktivitas… ya biar ga sepi-sepi amat. Nah kalo blog, blog bisa
jadi sangat bermanfaat buat mereka yang butuh informasi dalam waktu singkat. Misalnya,
mereka udah di depan konter skinker nih bingung mau beli produk A atau produk
B, yaudah mereka bisa googling bentar sebelum ambil keputusan. Mereka bisa
search keyword yang dicari trus skip skip langsung ke poin yang dituju, ringkes
kan? I mean, kan ga mungkin juga orang udah sampe toko mau beli barang trus
nontonin video Youtube dulu “hay ghaisss” alias kelamaan. Atau ada yang begini
sih? Oh aku salah ya? :3 Sebenernya ini berangkat dari pengalaman aku pribadi
sih. Ga hanya pas mau beli skinker aja, tapi juga beli laptop, dan beli
handphone. Beberapa kali aku bilang ke yang jualan, “bentar ya, Mbak” trus aku
googling bentar deh wkwkwk. Selain itu orang-orang yang lagi antre dokter,
nunggu makanan dateng, nemenin temen lembur, antara mau nyari review di Youtube
atau blog, kemungkinan besar akan lari ke blog. Iya kalo nonton Youtube pas
lagi antre di dokter nanti ga kedengeran pas dipanggil. :’)
b. Tulisan di blog bisa di-capture
Selain
itu, review produk di blog juga bisa di-capture. Ini memudahkan pembaca kalo
ada hal-hal penting yang mau mereka inget-inget sebagai pertimbangan sebelum
membeli produk.
c. Pemetaan topik yang memudahkan pembaca
Jadi blog itu kan sebagai wadah dari tulisan-tulisan yang ada dan sebagai rumah virtual bagi si bloggernya. Di blog, tulisan bisa tersimpan dengan rapi, ada menu-menu yang ibarat kata adalah laci tempat penyimpanan tulisan kita. Misal kalo di blog ini mau cari review soal Toner, yaudah cari aja tuh di menu Personal Care -> Skincare -> Toner, jadi ada pemetaannya gitu yang bisa memudahkan para pembaca mencari apa yang dibutuhkan. Beda halnya dengan miniblog di Instagram, kalo mau nyari bahasan yang diperlukan ya harus scroll satu-satu sampe bawah.
3. Keuntungan beauty blog bagi beauty brand
I
think, beauty industry ga akan pernah mati. Dari dulu sampai sekarang,
perempuan masih menyukai dan membutuhkan produk perawatan kulit dan makeup. Kaum
laki-laki pun saat ini sudah banyak yang sadar akan kebutuhan merawat diri. Untuk
ke depannya gimana? Ya selama manusia masih ada, manusia akan tetap memiliki
kebutuhan untuk skinkeran, untuk dandan, dan selama itu pula beauty industry kemungkinan
malah bakal lebih kenceng lagi kiprahnya.
“Lalu hubungannya beauty blog sama
beauty industry, apa nih?”
Oh
sangat berhubungan sekali. Baik dari pihak blogger, pembaca, dan brand akan saling berkaitan. Beauty blogger
yang hobi skinkeran dan dandan bakal make produk dari suatu brand kemudian
mengulasnya dalam bentuk tulisan. Pembaca yang mencari informasi tentang produk tersebut juga terpuaskan oleh tulisan yang memberi mereka insight. Sementara brand, secara tidak langsung diuntungkan melalui jejak nama produk mereka yang terindeks oleh google. Dengan blogger mencantumkan link website suatu brand, itu akan bisa membantu meningkatkan traffic website brand tersebut dan membantu penjualan mereka. Itung-itung sedekah dan berbuat baik pada sesama, hihi. Semakin banyak orang mengulas produk suatu brand, semakin lekat dan dekat lah brand tersebut di kepala kita sebagai konsumen. Misal lagi jalan ke Guardian, trus ngeliat produk A. Pasti kan kita mikirnya, “oh ini kan brand yang kemarin direview sama si Mbak ini, Mbak Itu, dan Mbak Ono” dan kita cenderung akan lebih membeli produk yang sudah banyak di-review daripada yang belum di-review (karena menurut kita produk tersebut masih asing).
|
|
Jadi intinya, apakah beauty blog masih relevan di tahun 2021?
Masih dong. Blog akan tetap berperan sebagai salah satu media berbagi informasi. Beauty blog mengambil peranan sebagai bagian dari ekosistem beauty industry. Ga hanya beauty blog aja sebenernya yang masih bisa relevan, techno blog, food blog, dan fashion blog masih tetap diperlukan oleh masyarakat. Simpelnya (ini poin agak random yang muncul di kepala sih), selama media berita online masih ada, website apapun masih ada, google dan mesin pencarian lainnya masih berdiri, dan internet masih ada di dunia ini, selama itu pula blog masih bisa bernafas.
Kalo menurut kamu, mending lanjut ngeblog atau rakit PC ngga?